Sabtu, 03 Januari 2009

PERSPEKTIF POSITIVISME

PERSPEKTIF POSITIVISME


Disusun oleh:
Hesty Yunita (2006-52-041)
Lenny Yunita (2006-52-032)

PERSPEKTIF POSITIVISME

Paradigma positivisme, mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses linier atau proses sebab akibat, yang mencerminkan pengirim pesan atau komunikator untuk mengubah perilaku penerima pesan yang pasif. Ini berarti komunikasi terjasi secara sengaja dilakukan oleh seseorang untuk menyampaikan rangsangan dalam membangkitkan respon orang lain.

SEJARAH POSITIVISME

Positivisme dicetuskan oleh dua pemikir perancis, Henry Sain Simon (1760-1825) dan muridnya Auguste Comte (1798-1857).Pemikiran Comte merupakan reaksi terhadap situasi Perancis. Revolusi Perancis dan semangat pencerahan dalam banyak hal menghasilkan perubahan sosial. Gagasan dasar Comte dapat dikenali dari pemikirannya mengenai 3 tahap perkembangan sejarah manusia yaitu :
• Teologis,
• Metafisis, dan
• Positivis

TEOLOGIS

Pada tahap ini manusia memahami gejala-gejala alam sebagai hasil campur tangan langsung kekuatan ilahi. Tahap ini dimulai dari animisme yang menganggap benda-benda berjiwa dan diperlakukan suci.

METAFISIS

Pada tahap ini gejala alam diyakini berjalan berdasar pada prinsip-prinsip metafisika. Prinsip-prinsipini dihasilkan melalui pemikiran spekulatif yaitu berdasarkan percobaan-percobaan.

POSITIVIS

Pada tahap ini yaitu cara memahami kehidupan dan semesta dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.Alam dan kehidupan bukan lagi dipahami sebagai hasil campur tangan yang ilahiah atau berdasar pada prinsip-prinsip spekulasi, melainkan sebagai sesuatu yang pasti, nyata dan berguna.

GAGASAN POSITIVISME

Positivisme adalah aliran filsafat ilmu yang didasarkan atas keyakinan atau asumsi-asumsi dasar:
1. Ontologi (realisme):semesta digerakkan oleh hukum alam secara mekanis dalam hukum jika……maka…….
2. Epistemologi (dualisme):teori ini menggambarkan semesta apa adanya tanpa keterlibatan nilai-nilai subjective peneliti
3. Metodologi (experimental):hipostesis dirumuskan lebih awal dalam bentuk proposisi yang lalu dihadapkan pada verifikasi di bawah situasi yang benar-benar terkontrol

CIRI-CIRI POSITIVISME

  • Bebas Nilai, berarti ketika si pengamat mengamati sesuatu maka nilai-nilai yang dimiliki si pengamat tidak dilibatkan sehingga menghasilkan kesimpulan apa adanya
  • Fenomenalisme, berarti apa yang kita amati merupakan fenomena belaka,sementara sesuatu yang berdiri dibelakang fenomena (sebagaimana diyakini metafisika) tidak dilibatkan
  • Nominalisme, berarti kebenaran berdasarkan lama atau ukuran, dalam hal ini kebenaran kenyataan terletak pada penamaan bukan kenyataan itu sendiri
  • Reduksionisme, berarti konsekuensi dari cara penelitian yang menyederhanakan atau mereduksi kenyataan menjadi fakta-fakta yang dapat dipersepsi
  • Naturalisme, berarti semua gejala berjalan secara alamiah tanpa campur tangan hal-hal metafisis
  • Mekanisme, berarti semua gejala dapat dijelaskan secara mekanis-determinis layaknya sebuah mesin

POSITIVISME LOGIS

Positivisme logis adalah aliran positivisme yang lebih memfokuskan lebih pada logika dan bahasa ilmiah. Salah satu prinsip yang diyakini kaum positivisme logis adalah prinsip isomorfi, yaitu adanya hubungan mutlak antara bahasa dan dunia nyata.

PRINSIP POSITIVISME LOGIS

•Menolak perbedaan ilmu alam dan sosial
•Menganggap pernyataan yang tidak dapat diverifikasikan secara empiris sebagai non sense
•Berusaha menyatukan semua ilmu pengetahuan dalam suatu bahasa ilmiah yang universal
•Memandang tugas filsafat sebagai analisis atas kata-kata atau pernyataan